“Saya sudah bekerja di bidang ini cukup lama tapi selama itu pula saya tersiksa. Saya tidak pernah merasa menikmati pekerjaan ini, bagi saya ini adalah sebuah beban. Saya iri ketika melihat orang orang disekitar saya yang begitu menikmati apa yang mereka kerjakan. Saya juga ingin seperti mereka. Tapi bagaimana mungkin? Saya tidak tau apa yang harus saya lakukan”
“Teman teman seangkatan saya rata rata hampir semuanya telah diwisuda. Mereka telah mendapatkan gelar kesarjanan. Beberapa diantara mereka sudah bekerja bahkan ada yang sudah menikah. Sementara saya? Saya masih tetap duduk manis di bangku kuliah semester awal. Saya pindah dari kampus satu ke kampus lain, dari Fakultas satu ke Fakultas yang lain, dari Jurusan yang satu ke jurusan yang lain. Mungkin kalau ada Kejuaraan penyandang gelar mahasiswa baru terbanyak, sayalah pemenangnya.. Saya merasa setiap kali belajar di setiap kampus, setiap itu pula merasa bahwa “saya tidak suka ini” dan kemudian pasti muncul asumsi ”saya tidak bisa, saya harus mencari yang lain” saya tidak tau apa yang salah pada diri saya.”
“Kata mas Puji, “Bakat harus di cari. Jangan fokus hanya pada satu sisi. Karena belum tentu bakat kita yang asli ada di bidang ini.” Akhirnya aku pun pergi, meninggalkan sesuatu yang selama ini aku geluti, untuk mencari sesuatu yang katanya bakat diri. Aku pergi ke berbagai bidang ke berbagai sisi. Dengan harapan disana bisa memaksimalkan segala potensi yang kumiliki. Agar bisa menjadi seorang ahli. Tapi ternyata semuanya tidak pernah terjadi. Aku hanya sibuk “berpindah”dari sisi yang sana ke sisi yang sini. Setelah sekian lama ku jalani baru kusadari umurku sudah tidak muda lagi. Ku coba flashback ke belakang, ternyata hidup yang selama ini kulalui, tanpa makna dan tanpa arti. Apa yang salah dari pencarian ini??”
Inilah sebuah gambaran sigkat yang mungkin sebagian dari kita mengalaminya. “Pencarian bakat atau talena”
Ada dimanakah bakat anda?
Bagaimana mengidentifikasi dan menemukannya?
Coming Soon…!
(Masih dalam proses pengeditan)
Berikutnya yang juga akan hadir:
“Berfikir positif maka segalanya akan menjadi positif”
http://www.pujiraharjo.tk/
email@puji.tk
“Teman teman seangkatan saya rata rata hampir semuanya telah diwisuda. Mereka telah mendapatkan gelar kesarjanan. Beberapa diantara mereka sudah bekerja bahkan ada yang sudah menikah. Sementara saya? Saya masih tetap duduk manis di bangku kuliah semester awal. Saya pindah dari kampus satu ke kampus lain, dari Fakultas satu ke Fakultas yang lain, dari Jurusan yang satu ke jurusan yang lain. Mungkin kalau ada Kejuaraan penyandang gelar mahasiswa baru terbanyak, sayalah pemenangnya.. Saya merasa setiap kali belajar di setiap kampus, setiap itu pula merasa bahwa “saya tidak suka ini” dan kemudian pasti muncul asumsi ”saya tidak bisa, saya harus mencari yang lain” saya tidak tau apa yang salah pada diri saya.”
“Kata mas Puji, “Bakat harus di cari. Jangan fokus hanya pada satu sisi. Karena belum tentu bakat kita yang asli ada di bidang ini.” Akhirnya aku pun pergi, meninggalkan sesuatu yang selama ini aku geluti, untuk mencari sesuatu yang katanya bakat diri. Aku pergi ke berbagai bidang ke berbagai sisi. Dengan harapan disana bisa memaksimalkan segala potensi yang kumiliki. Agar bisa menjadi seorang ahli. Tapi ternyata semuanya tidak pernah terjadi. Aku hanya sibuk “berpindah”dari sisi yang sana ke sisi yang sini. Setelah sekian lama ku jalani baru kusadari umurku sudah tidak muda lagi. Ku coba flashback ke belakang, ternyata hidup yang selama ini kulalui, tanpa makna dan tanpa arti. Apa yang salah dari pencarian ini??”
Inilah sebuah gambaran sigkat yang mungkin sebagian dari kita mengalaminya. “Pencarian bakat atau talena”
Ada dimanakah bakat anda?
Bagaimana mengidentifikasi dan menemukannya?
Coming Soon…!
(Masih dalam proses pengeditan)
Berikutnya yang juga akan hadir:
“Berfikir positif maka segalanya akan menjadi positif”
http://www.pujiraharjo.tk/
email@puji.tk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar