Mungkin banyak pembaca yang merasa aneh atau tidak setuju dengan judul diatas. Takdir. Bukankah takdir itu sebuah ketetapan Tuhan? Yang telah, sedang dan akan terjadi?
Saya pernah bertanya pada seorang sahabat dengan pertanyaan serupa seperti itu seperti yang saya tulis di blog ini. tentang faktor kesuksesan. Faktor apa yang paling menentukan kesuksesan seseorang. Kemauan, kemampuan atau takdir. Teman saya tersebut langsung menjawab takdir. Bagi dia takdir adalah sesuatu ketentuan yang mutlak dan tidak bisa dirubah.
Memang, Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita tentu atas seizing Tuhan. Tapi tentu tidak semuanya tidak tanpa sebab. Dan sebabnya itu adalah diri kita sendiri. Takdir ada dua. Pertama takdir yang Mutlak, tidak bisa kita rubah dan ke dua takdir yang bisa berubah, tergantung usaha kita. Nah kesuksesan dalam hidup adalah termasuk yang ke dua.
Di artikel kali ini saya menggunakan judul yang agak kontra dengan pemahaman sebagian orang. Ini sengaja saya lakukan karena akan membawa tulisan ini pada sudut pandang motivasi untuk tidak berfikir negative. Dasarnya adalah Sering kali kita terjebak dalam pikiran kita sendiri. Dan celakanya saat bentuk pikiran itu negative maka itu akan menghambat dan sangat merugikan kita.
Saya atau anda, saya yakin, sering mendengar kata kata seperti ini: “mungkin ini adalah takdir saya”.(menurut saya inilah salah satu contoh fikiran negative). Biasanya kalimat ini dikatakan orang saat mereka berada dalam kondisi yang tidak sesuai harapan. Misalnya Kondisi ekonomi yang rapuh, kualitas diri yang mengecewakan, cita cita yang tidak tercapai, atau keinginan yang tidak terwujud.
“Tidak menyalahkan takdir” inilah yang menjadi poin penting dalam artikel saya kali ini.
Tidak sedikit orang saat mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan lantas bilang takdir atau nasib. Dan otomatis setelah kata itu terucap, semua masalah selesai. Bukan kita yang salah, bukan kita yang tidak mampu, tapi takdir yang berkata
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apa benar begitu? Apakah bukan kita sendiri yang menyebebkan takdir seperti itu? Apakah bukan kita yang memilihnya demikian?
Semua Pertanyaan itu saya jawab ya. Kenapa? kita ambil contoh misalkan saja dalam bidang ekonomi. Kita orang miskin. Ya itu adalah takdir tapi penyebeb kita miskin bukan takdir. diri kita yang menyebabkan takdir terjadi dan perwujudannya adalah miskin. Kenapa? karena sejak jauh jauh hari kita telah memilihnya demikian.
Diantara pembaca mungkin banyak yang ‘merasa telah melakukan usaha yang sangat keras’ tapi ternyata tetap tidak bisa mendapatkan apa yang di inginkan. Bukankah itu bukti kalau segalanya telah di tentukan jauh jauh hari? (Saya yakin diantara kita ada yang punya keyakinan seperti itu).
Coba lihat kalimat yang diberi tanda dari paragraph diatas, Benarkah bgitu? mari kita tanyakan pada bagian terdalam dari diri kita, kita akan mendapatkan jawaban terjujur disana. Apakah benar kita telah berusaha maksimal?
Jangan jangan belum, jangan jangan ada yang salah, jangan jangan cara kita yang tdak sesuai, jangan jangan waktu kita yang tidak tepat, jangan jangan kondisi kita yang tidak mendukung, jangan jangan keadaan kita yang belum siap, atau jangan jangan……
Bagi saya berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami, setelah saya amati saat tidak bisa mencapai sesuatu yang di inginkan pasti ada yang salah, entah pada diri saya, usaha saya ataupun pada cara saya. Biasanya saya mengakui itu dan kemudian sebisa mungkin menghindar untuk tidak menyalahkan takdir. “Ini bukan ketentuan tuhan sebagai takdir saya tapi ini adalah takdir tuhan atas usaha saya”
Pembaca yang baik, Apa yang kita dapat sekarang adalah buah dari usaha kita di masa lalu. Dan apa yang akan kita dapat esok adalah buah dari apa yang kita lakukan hari ini. Saat kita tidak bisa mencapai apa yang diinginkan itu artinya usaha kita di waktu yang sebelumnya belum sebanding dengan keinginan kita. Pasti usaha kita yang masih kurang bukan karena takdir
Cara terbaik adalah persiapkan diri untuk meraih kehidupan esok yang terbaik karena anggaplah “takdir adalah sesuatu yang telah terjadi, bukan yang akan terjadi”
Tidak menyerah dan terus berusaha adalah perwujudanya, terus mencoba mencoba dan mencoba karena winners never quit and quitters never win
SPD
Salam Perbaikan Diri
Saya pernah bertanya pada seorang sahabat dengan pertanyaan serupa seperti itu seperti yang saya tulis di blog ini. tentang faktor kesuksesan. Faktor apa yang paling menentukan kesuksesan seseorang. Kemauan, kemampuan atau takdir. Teman saya tersebut langsung menjawab takdir. Bagi dia takdir adalah sesuatu ketentuan yang mutlak dan tidak bisa dirubah.
Memang, Segala sesuatu yang terjadi pada diri kita tentu atas seizing Tuhan. Tapi tentu tidak semuanya tidak tanpa sebab. Dan sebabnya itu adalah diri kita sendiri. Takdir ada dua. Pertama takdir yang Mutlak, tidak bisa kita rubah dan ke dua takdir yang bisa berubah, tergantung usaha kita. Nah kesuksesan dalam hidup adalah termasuk yang ke dua.
Di artikel kali ini saya menggunakan judul yang agak kontra dengan pemahaman sebagian orang. Ini sengaja saya lakukan karena akan membawa tulisan ini pada sudut pandang motivasi untuk tidak berfikir negative. Dasarnya adalah Sering kali kita terjebak dalam pikiran kita sendiri. Dan celakanya saat bentuk pikiran itu negative maka itu akan menghambat dan sangat merugikan kita.
Saya atau anda, saya yakin, sering mendengar kata kata seperti ini: “mungkin ini adalah takdir saya”.(menurut saya inilah salah satu contoh fikiran negative). Biasanya kalimat ini dikatakan orang saat mereka berada dalam kondisi yang tidak sesuai harapan. Misalnya Kondisi ekonomi yang rapuh, kualitas diri yang mengecewakan, cita cita yang tidak tercapai, atau keinginan yang tidak terwujud.
“Tidak menyalahkan takdir” inilah yang menjadi poin penting dalam artikel saya kali ini.
Tidak sedikit orang saat mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan lantas bilang takdir atau nasib. Dan otomatis setelah kata itu terucap, semua masalah selesai. Bukan kita yang salah, bukan kita yang tidak mampu, tapi takdir yang berkata
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apa benar begitu? Apakah bukan kita sendiri yang menyebebkan takdir seperti itu? Apakah bukan kita yang memilihnya demikian?
Semua Pertanyaan itu saya jawab ya. Kenapa? kita ambil contoh misalkan saja dalam bidang ekonomi. Kita orang miskin. Ya itu adalah takdir tapi penyebeb kita miskin bukan takdir. diri kita yang menyebabkan takdir terjadi dan perwujudannya adalah miskin. Kenapa? karena sejak jauh jauh hari kita telah memilihnya demikian.
Diantara pembaca mungkin banyak yang ‘merasa telah melakukan usaha yang sangat keras’ tapi ternyata tetap tidak bisa mendapatkan apa yang di inginkan. Bukankah itu bukti kalau segalanya telah di tentukan jauh jauh hari? (Saya yakin diantara kita ada yang punya keyakinan seperti itu).
Coba lihat kalimat yang diberi tanda dari paragraph diatas, Benarkah bgitu? mari kita tanyakan pada bagian terdalam dari diri kita, kita akan mendapatkan jawaban terjujur disana. Apakah benar kita telah berusaha maksimal?
Jangan jangan belum, jangan jangan ada yang salah, jangan jangan cara kita yang tdak sesuai, jangan jangan waktu kita yang tidak tepat, jangan jangan kondisi kita yang tidak mendukung, jangan jangan keadaan kita yang belum siap, atau jangan jangan……
Bagi saya berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami, setelah saya amati saat tidak bisa mencapai sesuatu yang di inginkan pasti ada yang salah, entah pada diri saya, usaha saya ataupun pada cara saya. Biasanya saya mengakui itu dan kemudian sebisa mungkin menghindar untuk tidak menyalahkan takdir. “Ini bukan ketentuan tuhan sebagai takdir saya tapi ini adalah takdir tuhan atas usaha saya”
Pembaca yang baik, Apa yang kita dapat sekarang adalah buah dari usaha kita di masa lalu. Dan apa yang akan kita dapat esok adalah buah dari apa yang kita lakukan hari ini. Saat kita tidak bisa mencapai apa yang diinginkan itu artinya usaha kita di waktu yang sebelumnya belum sebanding dengan keinginan kita. Pasti usaha kita yang masih kurang bukan karena takdir
Cara terbaik adalah persiapkan diri untuk meraih kehidupan esok yang terbaik karena anggaplah “takdir adalah sesuatu yang telah terjadi, bukan yang akan terjadi”
Tidak menyerah dan terus berusaha adalah perwujudanya, terus mencoba mencoba dan mencoba karena winners never quit and quitters never win
SPD
Salam Perbaikan Diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar